Pengedaran uang di Indonesia di anggap dapat memicu inflasi,
maka BI dapat melakukan tindakan
inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan
dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang.
Mengatasi Inflasi dapat di lakukan
tindakan :
1.
Kebijakan Diskonto
Melalui
kebijakan diskonto, pemerintah memengaruhi jumlah uang yang beredar dengan
mengubah-ubah diskonto / suku bunga bank umum.
Untuk
mengatasi inflasi : Bank Sentral menaikkan diskonto /tingkat suku bunga umum.
.
2.
Politik Pasar Terbuka (Open
Market Policy)
Politik pasar terbuka ialah kebijakan yang dijalankan oleh
BankSentral dengan cara memperjual belikan
surat-surat berharga di pasar modal dengan tujuan untuk mempengaruhi jumlah
uang yang beredar. Jika dalam keadaan inflasi, maka tindakan Bank Sentral adalah
membeli surat berharga (SBI = Sertifikat Bank Indonesia)
3.
Politik Cadangan Kas (Cash
Ratio Policy)
Kebijakan cadangan kas adalah kebijakan Bank Sentral untuk menaikkan
dan menurunkan cadangan kas wajib minimum bagi perbankan umum untuk memengaruhi jumlah
uang yang beredar. Jika terjadi inflasi,Bank Sentral menaikkan
cadangan wajib minimum bank-bank umum untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
4.
Kebijakan Saneering
Kebijakan saneering adalah kebijakan pemerintah untuk
memotong nilai uang karena inflasi yang tidak terkendali.5.
5.
Moral
Persuasion
Bank Sentral memengaruhi keadaan moneter melalui
berbagai pengumuman, pidato dan edaran yang ditujukan
kepada bank-bank umumdan pelaku moneter yanag berkaitan.
Alasan jika inflasi yang
terjadi karena naiknya biaya produksi kurang diharapkan dalam perekonomian
Indonesia yaitu inflasi merupakan
proses meningkatnya harga-harga secara terus menerus (continue). Jika biaya
produksi naik terus menerus itu akan membuat perekonomian indonesia menjadi
tidak normal. Naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya
perusahaan,nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh / menurun,
kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat
buruh yang kuat dan sebagainya. Dan di satu sisi ada masyarakat yang kelebihan
uang memborong barang, sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli
barang, akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang
ditimbulkannya. Kemudian juga jadi lebih banyak yang mengambil tabungan mereka
(jika punya) terus menerus demi memenuhi kebutuhan atau membeli barang-barang
produksi yang harganya mahal. Jika ini berkepanjangan maka bank tersebut akan
mengalami kebangkrutan. Tidak hanya bank saja yang mengalami kebangkrutan
tetapi juga bagi produsen, karena produknya akan semakin mahal sehingga tidak
akan ada yang mampu membelinya.
4
Faktor penyebab timbulnya perdagangan Internasional
1.
Perbedaan
sumber daya alam yang dimiliki : Sumber
daya alam yang dimiliki masing-masing negara berbeda. Jarang sekali suatu
negara dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan sumber daya alam yang
dimilikinya. Oleh karena itu masing-masing negara harus melakukan pertukaran.
2.
Efisiensi
(penghematan biaya produksi) : dengan
adanya perdagangan internasional suatu negara dapat memasarkan hasil
produksinya pada banyak negara. Negara tersebut berproduksi dalam jumlah besar
sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Barang yang diproduksi dalam jumlah
besar akan lebih murah daripada barang yang diproduksi dalam jumlah kecil.
3.
Tingkat
teknologi yang digunakan : Beberapa
negara yang telah menggunakan teknologi lebih modern dapat memproduksi barang
dengan harga lebih murah daripada yang menggunakan teknologi sederhana. Sebagai
conto indonesia mengimpor mobil dari jepang karena jepang telah maju dalam
teknologi pembuatan mobil
4.
Selera : Indonesia mengimpor buah apel dari Amerika Serikat
padahalbuah apel dapat dihasilkan di dalam negeri. Buah apel dari Amerika Serikat menurut sebagian orang lebih mengundang selera
dibandingkan buah apel lokal.
Faktor yang juga berpengaruh terhadap perdagangan
internasional adalah faktor sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanan
(hankam).
http://nuraidahrismayanti.wordpress.com/2014/05/
http://economyarka9bungtomo.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar